Selasa, 18 Februari 2020

Resensi Novel DIA YANG ADA DI ANTARA KITA

Resensi Novel dia YANG ADA DI ANTARA KITA

Judul buku : Dia Yang Ada Di Antara Kita
Penulis : Ari Keling
Penerbit : Bhuana Sastra
Tahun terbit : 2018
Tebal : 160 halaman
ISBN : 9786024831042

Tentang Penulis :
Ari Keling, seorang yang kadang tak suka keramaian, tapi lain waktu tak mau sendirian. Selain membaca dan menulis, dia juga suka menonton film, menciptakan lagu, serta mendaki gunung, travelling atau backpackeran. Aktif di beberapa grup kepenulisan, tiga di antaranya: PANCHAKE (Penulis Cerita Horror dan Horror Komedi), CENDOL (Cerita Nulis Diskusi Online) atau Yayasan Universal Nikko, dan OSPEK (Obrolan Santai Penulis Kreatif) Indonesia.
Komunikasi dengan penulis bisa melalui:
Facebook dan Fanpage : Ari Keling
Twitter : @AriKeling
  Instagram : ari.keling
  Wattpad : @AriKeling
  Blog : arikeling.blogspot.com

SINOPSIS (Ringkasan Cerita)
Andin kecewa pada Aldi dan Juliana. Pacar dan sahabat yang sangat dia percaya ternyata berkhianat di belakangnya. Dia yang rapuh karena kedua orangtuanya sering bertengkar, membuatnya merasa tak guna lagi hidup di dunia ini. Dia yang dengan mudahnya memutuskan untuk terjun daru tembok balkon lantai tiga sekolah, sebab putus asa dalam hiidup yang dirasainya kian nelangsa.
niatnya dihalangi oleh Aldi dan Juliana. Andin yang kesal karena cemburu membungkukkan badannya dan mencekik leher juliana dia rak menyangka kalau ternyata juliana juga kesal sampai tega mendorongnya. Akhirnya dia terjungkal ke belakang dia jatuh.tewas saat di perjalanan menuju rumah sakit. Lalu setelah beberapa bulan kepergian Andin, Juliana dan Aldi semakin dekat dan membuat arwah Andin menjadi tidak tenang.
lalu Andin jadi sering mengganggu Juliana dan Aldi, terutama untuk Aldi yang sudah berjanji pada Andin setia selamanya sampai mati tapi ternyata sebelum meninggal justru dikhianati. Pada akhirnya disaat perjalanan ingin berangkat sekolah Aldi dan Juliana berboncengan naik motor ke sekolah, Andin yang mengganggu Aldi dan Juliana saat perjalanan berangkat ke sekolah
menyebabkan kecelakaan parah yang membuat Juliana luka parah dan Aldi dinyatakan meninggal dunia. Juliana yang mengetahui Aldi meninggal dunia sangat terpukul dan di akhir Juliana melihat samar-samar Aldi dan Andi sedang bahagia bersama bergandengan tangan dan wajah mereka berdua berseri-seri, Juliana meminta maaf pada Aldi dan Andin pada saat itu karena telah mengkhianati mereka. Lalu Aldi dan Andin memaafkannya dan bayangan mereka lama kelamaan menghilang. Cinta Aldi dan Andin berakhir bahagia sampai mati.
UNSUR INSTRINSIK :
Alur: Alur dalam novel ini menggunakan alur maju mundur, dimana novel menceritakan keadaan andin yang sudah meninggal saat itu kemudian harus kembali pada masa lalu untuk menjelaskan alasan mengapa Andin memutuskan untuk bunuh diri. Dan akhirnya kembali maju dengan menceritakan pasangan Andin yaitu Aldi meninggal juga dan hidup bahagia di alam sana.

Pengenalan cerita : Siswi SMA yang rapuh karena kedua orang tuanya sering bertengkar, lalu dibuat kecewa pada orang yang sangat dia percaya yaitu Aldi pacar andin dan sahabatnya Juliana.

Munculnya konflik : Pertengkaran yang terjadi didalam keluarga yang sangat dia sayangi tak henti- hentinya saling memaki, saling menyalahkan, saling membenci dan itu hal yang setiap hari Orang tua Andin lakukan bahkan masalah sepele pun di perdebatkan sampai ada bentuk kekerasan (main tangan)  yang dilihat langsung oleh Andin. pertengkaran yang membuat Andin kesal, sedih, marah dan berharap kedua orang tuanya pisah saja agar dapat hidup damai. Lalu dua orang yang sangat Andin percaya dan hanya mereka berdua yang dimiliki Andin saat itu, yaitu Aldi dan Juliana, ternyata berkhianat, Andin memergoki Aldi dan Juliana sedang berpelukan dan mendengar semua pembicaraan yang diperbincangkan oleh Aldi dan Juliana mengenai ciuman yang waktu itu mereka lakukan akibat kecelakaan yang tak disengaja dan Aldi berusaha untuk menjelaskan pada Juliana untuk tidak memiliki perasaan padanya karena tidak mau mengkhianati Andin.

Konflik memuncak (Klimaks) : Andin mencoba untuk bunuh diri dan ditahan oleh Aldi, Aldi meminta bantuan Juliana untuk memegangi Andin agar tidak jatuh kebawah tapi Andin langsung mencekik leher Juliana, Juliana kaget karena tiba tiba lehernya dicekik dan sulit untuk melepaskan tangan Andin dari lehernya sampai kesulitan untuk bernafas dan akhirnya Juliana mencengkram tangan Andin dengan sekuat tenaga dan mendorong Andin sehingga Andin jatuh ke lantai dasar lalu wajahnya hancur dan meninggal dunia.


Konflik menurun (Anti kllimaks) : setelah kepergian Andin, Aldi dan Juliana bisa dibilang menjadi dekat tapi tetap saja hati Aldi masih untuk Andin seorang walaupun Andin sudah tiada rasanya sulit untuk melupakan dan mengikhlaskan kepergiannya.

Penyelesaian : Aldi dan Juliana mengalami kecelakaan pada saat ingin berangkat sekolah, yang menyebabkan Juliana luka-luka sehingga harus dirawat inap dan Aldi meninggal dunia. Juliana melihat arwah Aldi dan Andin didepan mata kepalanya mereka sedang bergandengan tangan dengan wajah berseri dan sangat bahagia, kemudian Juliana minta maaf karena telah mengkhianati mereka, kemudian mereka memaafkannya sambil tersenyum, dan pada akhirnya Aldi dan Andi kembali bersatu di alam sana tidak ada yang dapat memisahkan cinta mereka sampai kapanpun.




ii. Tokoh dan Penokohan (Karakterisasi)
Tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan dalam cerita. Sedangkan watak tokoh dan penciptaan  citra tokoh disebut penokohan. Tokoh-tokoh utama dalam novel Dia Yang Ada di Antara Kita adalah Aldi, Andin, Juliana, Bu Raini (Ibu Andin), Pak Anggra (Bapak Andin), adapun tokoh serta penokohan yang terdapat pada Novel Dia Yang Ada di Antara Kita adalah sebagai berikut :
Aldi efendi (Aldi), adapun karakterisasinya adalah sebagai berikut :
Baik dan setia, dibuktikan pada cuplikan dialog dibawah ini.
“Dalam hati yang risau dia berkali-kali berkata kepada dirinya sendiri, bahwa jangan sampai mengkhianati Andin.” (hal.127)
Perhatian, dibuktikan pada cuplikan dialog dibawah ini.
“Aldi tak akan membiarkan Andin tidak makan atau paling tidak mengisi perut dengan makanan ringan, karena itu dia ke kantin membeli roti dan minuman, serta meminta Juliana untuk menemani Andin dikelas.” (hal.70)
Andin Anggara (Andin), adapun karakterisasinya adalah sebagai berikut :
Putus asa, dibuktikan pada cuplikan dialog dibawah ini.
“lebih baik aku mati....” (hal.134)
Agresif, dibuktikan pada cuplikan dialog dibawah ini.
“tanpa diduga Andin malah membungkuk dan mencekik leher Juliana” (hal.135)
Juliana, adapun karakterisasinya adalah sebagai berikut :
Pengkhianat, dibuktikan pada cuplikan dialog dibawah ini.
“tapi maaf, Ndin, entah bagaimana aku begitu egoois untuk urusan hati dan cintaku ini, walaupun sampai detik ini aku hanya berani mengungkapkannya dalam hati. Ya , meski segala yang aku rasakan kepada Aldi hanya bisa kunikmati sendiri tanpa kamu dan Aldi ketahui” (hal.48)
Egois, dibuktikan pada cuplikan dialog dibawah ini.
“nggak lama lagi kamu akan menerima kehadiranku di hatimu, di. Kayaknya hanya menunggu waktu saja” (hal.127)
Bu Raini (mama Andin), adapun karakterisasinya adalah sebagai berikut :
Perhatian, dibuktikan pada cuplikan dialog dibawah ini.
“dari mana kamu jam segini baru pulang?” (hal.67)
Mudah marah, dibuktikan pada cuplikan dialog dibawah ini.
“Apa kamu bilang?! Dasar kurang ajar! Seru Bu Raini seraya melayangkan tangan kanannya hendak membalas tamparan Pak Anggra” (hal.68)
Pak Anggra (papa Andin), adapun karakterisasinya adalah sebagai berikut :
Ringan tangan, dibuktikan pada cuplikan dialog dibawah ini.
“Plak! Pak Anggra mendaratkan tamparannya ke pipi kiri Bu Raini” (hal.68)
Suka menyalahkan, dibuktikan pada cuplikan dialog dibawah ini.
“ Lihat! Kamu nggak becus mengurus anak” (hal.68)




iii. Latar (setting)
      latar adalah waktu, tempat, dan suasana ketika suatu cerita yang dialami oleh seseorang terlukis atau terjadi.
Latar waktu
Pagi
“seperti kali ini, pagi yang harusnya masih terasa seejuk malah terasa panas” (hal.29)
Siang
“kalau begitu kita makan siang dulu saja” (hal.49)
Sore
“aku ingin pulang sore saja” (hal.34)
Malam
“kawula muda yang menghabiskan malam minggu” (hal.75)
Latar tempat
Rumah
“Andin melangkah ke dalam rumahnya” (hal.15)
Ruang kelas
“Aldi masuk ke ruang kelas seperti biasa” (hal.4)
Balkon
“Andin menuju sisi balkon lantai tiga itu” (hal.134)
Toilet
“di dalam toilet laki-laki ada Aldi nggak?” (hal.20)
Parkir motor
“keduanya baru saja sampai di area parkir motor di sebuah mal” (hal.75)
Food court
“keduanya terus melangkah menuju food court di lantai tiga” (hal.76)
Kamar
“pintu kamar Aldi ada yang mengetuk” (hal.35)
Taman belakang
“ aku mau ke taman belakang dulu” (hal.22)
Bioskop
“Juliana,Andi, dan Aldi sudah berada di bioskop” (hal.44)
Latar suasana
Menegangkan
“jadi maksudmu kebawah mau bunuh diri, Ndin?. Lebih baik aku mati. Tolonglah Ndin, jangan gegabah” (hal.134)
Menyedihkan
“Andin yang tertelungkup itu teru menangis. Tubuhnya berguncang” (hal.19)
Gembira
“berita bahagia?. Tapi kamu jangan kaget ya?. Tadi pas jam istirahat dia menyatakan perasaanya padaku, Na” (hal. 56)
Memuakkan
“Andin sudah bosan mendengar pertengkaran kedua orangtuanya yang sering terjadi di dalam rumah. Kejadian itu pun tak kenal waktu: pagi, siang, sore, atau malam tetap saja terasa panas” (hal.16)

iv. Sudut pandang
Sudut pandang orang pertama (tokoh utama)
“aku serius, Ren” (hal.21)
“aku lihat si Aldi ke arah belakang” (hal.21)
Sudut pandang orang pertama (tokoh sampingan)
“Iya tadi kami mau ke kantin”(hal.21)
“kenapa tadi kamu nggak nungguin aku?” (hal.23)
Sudut pandang orang ketiga (serba tahu)
“tadi kami lihat si Aldi jalan ke arah belakang” (hal.21)
“dia ke taman belakang untuk mengenang si...” (hal.21)
Sudut pandang orang ketiga (pengamat)
“Aldi lega melihat ibunya berdiri di dekatnya” (hal.42)
“tadi kami lihat Aldi jalan ke arah taman belakang” (hal.21)

vi. Amanat
1. bersikap jujur dan terus terang dari awal, meskipun kejujuran itu akan menyakitkan.
2. orang tua seharusnya tidak mencerminkan sikap yang buruk didepan anaknya.
3. keharmonisan dalam rumah tangga adalah hal yang paling penting di dalam sebuah keluarga.
4. jangan mengumbar janji, jika tidak dapat menepati.
5. jangan cepat putus asa dan gegabah dalam mengambil suatu keputusan.
6. lihatlah kondisi sekitar sebelum melakukan sesuatu.
7. berfikir panjanglah sebelum bertindak.
8. cobalah untuk menerima kenyataan walaupun sangat sulit.
9. terbukalah pada hal yang ingin kamu ungkapkan.
10. cobalah untuk bersabar dalam menghadapi suatu persoalan dan permasalahan dalam hidup.


vii. tema
Seorang perempuan yang rapuh karena ketidakharmonisan dalam keluarga dan dikhianati oleh sahabat dan pacarnya, membuat dia sangat tidak berarti lagi untuk bertahan hidup dan memutuskan untuk bunuh diri sebagai jalan terakhir yang dapat dilakukan.